Puisi


                Rindu yang Meradang

malam semakin sunyi
tanpa cahya rembulan
tanpa desis angin
senyap...sungguh senyap
hanyut dalam bayangan awan beriringan
dalam temaram sinar bintang
waktu tersenyum pilu
kabut tipis mulai membentang
dingin semakin menusuk tulang
bibir ini mulai membiru
seperti tak sanggup lagi
menyebut namamu
bayangmu lepas di kaki merapi
terbang bersama debu debu

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

IIDN Jogja, Belajar Bersama Tingkatkan Kualitas Diri

Eksotisnya Kebun Buah Mangunan

Tanah, daur biogeokimia dan fotosintesis