Nilai 21, diantara Arit dan Karung

lelaki kecil telanjang dada
celana pendek coklat, bawahan seragam pramuka
lelaki kecil berkulit legam
bermata bulat jenaka
membawa karung di pundak kiri
sabit tergenggam erat di tangan kanan
tersenyum, dan mengangguk sopan padaku
“lulus to Le?”
“lulus, Bulik”.
“nilai berapa?”
“cuma 21, Bulik, maaf saya mau ngarit dulu”
lelaki kecil melanjutkan perjalanannya
dari sawah ke sawah
berjalan susuri pematang
merumput untuk dijual ke orang-orang yang membutuhkan
rumput pakan hewan-hewan piaraan
lelaki kecil sekedar membantu bapak dan emaknya meniti kehidupan
entah bagaimana kemarin ia belajar materi ujian
entah bagaimana esok mencari sekolah lanjutkan pelajaran
polosnya lelaki kecil itu
menjalani hari demi hari
tanpa pernah bertanya tentang nasibnya
padahal aku yakin dia pernah membaca
salah satu ayat UUD 1945
rangkaian huruf dalam kalimat “fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”
.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IIDN Jogja, Belajar Bersama Tingkatkan Kualitas Diri

Eksotisnya Kebun Buah Mangunan

Tanah, daur biogeokimia dan fotosintesis