Soal Latihan Bahasa Indonesia Kelas V SD (I)
Dendam yang Terbalaskan
“Dendam ini harus terbalaskan”. Itulah yang ada dalam benak Riko dan Doni
sehabis menjalani hukuman dari guru mereka, Pak Slamet, dengan membersihkan WC
dan kamar mandi. Ini harus mereka lakukan di saat teman-teman lain menikmati
istirahat. Semua gara-gara membolos kemarin. Bagi Riko, hukuman
yang dijatuhkan Pak Slamet sungguh menghina. Riko anak orang kaya di desanya.
Riko tak pernah mengerjakan tugas rumah apapun. Semuanya dikerjakan pembantu-pembantu di
rumahnya. Riko tinggal menyuruh saja, semuanya akan beres. Sedangkan Doni, meskipun orang tuanya tidak
kaya, namun ia merupakan anak tunggal yang terbiasa dipenuhi segala macam permintaannya.Bahkan,
Doni membawa sepeda motor ke sekolah.
Sepeda motor itu dititipkan di warung sebelah.
“Riko, kamu punya ide buat balas dendam kita?” tanya Doni. “Badanku pegal semua, bagaimana
mau dapat ide? Baru sekali ini aku
membersihkan WC. Jijik sekali. Pak
Slamet memang kejam! Kita benar-benar dipermalukan di depan anak-anak lain”,
jawab Riko. “Bagaimana kalau kita tabrak
saja sepedanya dengan sepeda motorku, nanti siang sepulang sekolah?”, ujar
Doni. “Tidak, itu sudah tindakan
kriminal, aku tak mau”, Riko menolak usul Doni.
“Kalau begitu, pas Pak Slamet mampir sholat Dhuhur di mushola ujung
desa, kita kempeskan ban sepedanya dan kita buang sepatunya di sungai?”. Riko mengangguk, menyetujui usul Doni.
Sudah 40 menit menunggu. Tibalah
Pak Slamet yang mereka nanti. Dari kejauhan mereka mengamati. Pak Slamet
menyandarkan sepeda tuanya di dinding utara Mushola. Maklum, sepeda tua ini sudah tak memiliki
standar. Dan, beliau langsung menuju tempat wudhu. Sekitar jam 13.15 siang, saat Pak Slamet sholat,“cessssssss…” dan
kempeslah sepeda onthel butut itu.“Kini tinggal sepatunya…” bisik Riko pada
Doni. “Astaga”, Riko terkejut.“Ada apa Riko?”, tanya Doni. “Itu,
lihat sepatu Pak Slamet”. Pandangan
mereka tertuju pada sepatu kets butut yang robek di kedua sisi dan tidak pernah
mencium wanginya pengharum. Sepatu yang
sangat tak layak dipakai bahkan oleh seorang pemulung sekali pun.
Minggu berikutnya,
ketika Pak Slamet sampai di rumah.“Pak
tadi ada dua siswamu kemari, mereka membawa sesuatu, itu di atas meja”, kata
istrinya. Pak Slamet buka bungkusan bersampul
koran itu. Sepasang sepatu kulit hitam mengkilat dan sepucuk surat singkat.
“Bapak Slamet yang kami sayangi
Sepatu bapak yang butut, telah mengajarkan pada kami makna kesederhanaan
Dan mampu mengubah dendam kami menjadi kasih sayang
Semoga sepatu ini Bapak terima dengan senang.
Ini dari uang jajan kami berdua .Tidak minta dari orangtua
Bapak pasti kelihatan lebih muda dan gagah
Ttd.
Doni dan Riko
Air mata pun menetes satu persatu pada kelopak mata
pria berusia kepala lima yang telah mengabdikan dirinya menjadi Guru Tidak
Tetap tersebut .“Aku mencintai kalian
anak-anakku. Meski cintaku kadang berwujud sebuah hukuman”.
Bain
Saptaman, fiksiana/kompasiana.com (dengan penyesuaian
I. A. Jawablah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat pada lembar
jawab!
1. Bagaimanakah sifat Doni
pada awalnya?
2. Bagaimanakah sifat Pak
Slamet ?
3. Kapan Doni dan Riko
dihukum membersihkan WC?
4. Bagaimanakah alur cerita di
atas?
5. Apakah gagasan utama pada paragraf kedua?
B. Buatlah pertanyaan berdasarkan jawaban yang
telah tersedia !
6. Doni dan Riko sadar bahwa sifat-sifat mereka selama ini
tidak baik.
7. Doni dan Riko
dihukum di sekolah.
8. Riko menjadi anak yang
baik.
9. Judul cerita di atas adalah Dendam yang Terbalaskan.
10.
Pesan yang terkandung dalam cerita di
atas adalah kita harus mempunyai sikap
kasih sayang terhadap sesama
manusia, tidak boleh bersikap semaunya
sendiri.
Komentar
Posting Komentar